Rabu, 06 November 2013

Jenis kapasitas

 Jenis kapasitas desain dilihat dari horizon waktu dibagi menjadi 3, antara lain:
1.     Kapasitas jangka panjang merupakan sebuah fungsi penambahan fasilitas dan peralatan yang memilikilead time panjang (lebih dari 1 tahun). 
2.    Kapasitas jangka menengah dapat di tambahkanperalatan karyawan dan jumlah shif , dapat pula dilakukan sub kontrak serta dapat juga menggunakanpersediaan. Hal ini merupakan tugas perencanaankeseluruhan.
3.    Kapasitas jangka pendek yang perhatian utama terletakpada penjadwalan tugas dan karyawan sertapengalokasian mesin. Sangat sulit untuk mengubahkapasitas jangka pendek, sehingga biasanya digunakan fasilitas yang sudah ada.
Jenis perencanaan menurut horiszon waktu sebagaimana pada table

Jenis perencanaan
Mengubah kapasitas
Menggunakan kapasitas
Perencanaan jangka panjang
-menambah fasilitas
-menambah peralatan
Terdapat pilihan yang sangat terbatas
Perencanaan jangka menengah
-menambah peralatan-menambah shift
-menambah karyawan
-menggunakan persediaan
Perencanaan jangka pendek
Terdapat pilihan yang sangat terbatas
-penjadawalan tugas
-penjadwalan karyawan
-penjadwalan mesin

Penentuan kapasitas bedasarkan barang dan jasaterdiri dari dua tahap yaitu:
1.   Permintaan masa depan di ramalkan dengan modeltradisional
2.   Peramalan ini digunakan untuk menentukankebutuhan kapasitas serta meningkatkan ukuran untuksetiap penambahan kapasitas.



Sumber:

Mengelola Permintaan
Walaupun terdapat peramalan yang baik dan fasilitasyang di bangun sesuai dengan peramalan tersebut dapatterjadi ketidak cocokan antara permintaan aktual dankapasitas yang tersedia. Ketidak cocokan ini dapat berartipermintaan melebihi kapasitas atau kapasitas melebihipermintaan. Oleh karena itu perusahaan memilikibeberapa pilihan antara lain:
1.       Permintaan melebihi kapasitas. 
Jika permintaan melebihi kapasitas perusahaandapat menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang, dan mengurangi bisnisdengan keuntungan marginal. Walaupun demikiankarena fasilitas yang tidak mencukupi ini mengurangikeuntungan di bawah yang mungkin dapat di capaimaka solusi jangka panjangnya adalah denganmeningkatkan kapasitas.2.
2.       Kapasitas melebihi permintaan 
Jika kapasitas melebihi permintaan, perusahaanmungkin menginginkan untuk merangsangpermintaan melalui pengurangan harga ataupemasaran yang agresif atau menyesuaikan denganpasar melalui perubahan produk.3.
3.      Penyesuaian pada permintaan musiman
Sebuah pola permintaan musiman atau sikluspermintaan merupakan yang lain pada kapasitas.Dalam beberapa kasus manajemen merasa terbantu jikadapat menawarkan produk dengan pola permintaansaling melengkapi.

Taktik untuk Menyesuaikan Kapasitas denganPermintaan
Teknik untuk menyesuaikan kapasitas denganpermintaan ada tiga, yaitu:
1.       Mengubah staf yang ada (menambah atau mengurangi jumlah karyawan 
2.       Menyesuaikan peralatan dan proses meliputipembelian mesin tambahan, menjual ataumenyewakan mesin yang ada
3.      Memperbaiki metode untuk meningkatkan hasilproduksi.
4.      Mendesain ulang produk untuk meningkatkan hasilproduksi.
Ada dua macam pengukuran sistem perencanaankapasitas antara lain:
1.       Utilisasi adalah presentase kapasitas desain yangsesungguhnya telah di capai.
2.       Efisiensi adalah presentae kapasitas efektif yangsesungguhnya telah di capai

Sumber:


KAPASITAS DESIGN

Pengertian kapasitas desain
Kapasitas adalah jumlah maksimum unit yang diproduksi dalam suatu waktu tertentu. Kapasitas di bagimenjadi dua yaitu kapasitas desain dan kapasitas efektif
1.  Kapasitas desain adalah output maksimum sistemsecara teoritis dalam suatu periode waktu tertentu.Kapsitas desain biasanya di nyatakan dalam suatutingkatan tertentu. Kapasitas desain biasanya dinyatakan dalam suatu tingkatan tertentu. Bagi banyakperusahaan perencanaan kapasitas di lakukan secaralangsung.
2.  Kapasitas efektif adalah kapasitas yang di harapkan dicapai sebuah perusahaan dengan keterbatasan yangada. Kapasitas efektif biasanya lebih rendah daripadakapasitas desain karena fasilitas yang di desain dalambauran produk berbeda.

Pertimbangan kapasitas
Empat pertimbangan khusus untuk kapasitas yangbaik:
1.  Ramalkan permintaan secara akurat
2.  Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas 
3.  Temukan tingkat operasi yang maksimum.
4.  Membangun untuk perubahan.


Sumber:

Keputusan dengan Kepastian, Risiko, dan Ketidakpastian (Certainty, Under Risk, and Uncertainty Decision)

            Seorang manajer harus dapat mengalokasikan permasalahan dalam situasi yang diperkirakan, sampai situasi yang sulit diprediksi. Di dalam teori pengambilan keputusan dikenal dengan situasi pasti, tidak pasti, dan berisiko.           
            Situasi pasti (certainty) adalah keadaan kita mengetahui secara pasti apa yang terjadi di masa yang akan datang. Kondisi ini terdapat sejumlah informasi yang akurat, dapat diukur, reliabel, dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, di mana pengambil keputusan dapat mengetahui apa yang akan terjadi.
            Di dalam ilmu manajemen, secara ideal perhatian utama manajemen puncak seharusnya dipusatkan pada keputusan yang tidak deprogram, sedangkan manajemen lini pertama seharusnya memperhatikan keputusan yang terprogram. Manajer menengah dalam kebanyakan organisasi memusatkan perhatiannya sebagaian besar pada keputusan yang deprogram, walaupun dalam beberapa hal mereka ikut serta dalam pengambilan keputusan yang tidak terprogram. Dengan perkataan lain, sifat frekuensi dan tingkat kepastian yang mengelilingi suatu persoalan harus menentukan jenjang manajemen manakah yang seharusnya mengambil keputusan.
 Sikap terhadap Risiko dan Kriteria Keputusan
            Risiko dan keputusan adalah dua hal yang sulit dipisahkan, karena keputusan menimbulkan konsekuensi, apakah dalam bentuk manfaat keuntungan atau bentuk risiko kerugian.
            Sikap terhadap risiko pengambil keputusan pada hakekatnya dipengaruhi oleh sikap pengambil keputusan terhadap risiko yang timbul akibat keputusan tersebut. Sikap seseorang terhadap risiko dapat dibedakan ke dalam sikap sebagai penghindar risiko, sikap netral, dan sikap sebagai penantang atau penggemar risiko.
            Kriteria keputusan; secara kuantitatif, sikap seseorang terhadap risiko juga dapat dikaji melalui kriteria keputusan atau pilihannya pada berbagai alternatif situasi yang dihadapinya, apakah pengambil keputusan tersebut optimistic, pesimistik, dan netral (rata-rata).
            Optimistik; jika pilihannya dalam mengambil keputusan selalu yang paling maksimal dan mempunyai keyakinanyang kuat untuk mencapai hasil.
            Pesimistik; individu mempunyai berbagai pilihan terhadap kemungkinan hasil yang diperoleh dan pilihannya paling minimum, yaitu memilih biaya paling minimum diantara alternatif lain. Bila dengan pilihan ini masih diharapkan keuntungan yang tinggi walaupun biaya naik, disebut kriteria Minimax.
            Netral; jika individu selalu mempertimbangkan alternatif dengan biaya yang paling minimal, tetapi selalu mengharapkan asil yang wajar.


Sumber : Operations Management (Dr. Manahan P. Tampubolon)
                Manajemen Opersional (Dra. Tita Deitiana.,MM)

Tipe Permasalahan dan Keputusan

           Permasalahan dan keputusan adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan, dimana tipe permasalahan akan berhubungan dengan tipe keputusan yang diambil. Sebagai contoh, keputusan pemesanan kembali persediaan (raw materials) adalah tipe salah satu permasalahan yang sangat rutin, sebab sudah di definisikan dengan jelas alternatifnya, dan dengan mudah dapat dikalkulasi serta secara keseluruhan dapat ditangani melalui prosedur yang baku. Sebaliknya, keputusan yang menyangkut produk baru (new product) atau pemanfaatan peralatan baru merupakan permasalahan yang tidak rutin. Secara umum difahami bahwa keputusan yang tidak rutin biasanya ditangani pimpinan puncak (top management), dan keputusan rutin ditangani lebih banyak menejer tingkat menengah dan bawah.
             Dengan meminjam istilah komputer, tipe-tipe keputusan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar (Simon, 1976).
 Pertama :
1.     Tipe Keputusan yang Terprogram (Programmed Decision), dan
2.     Tipe Keputusan yang Tidak Terprogram (Unprogrammed Decision).
 Kedua :
1.     Tipe Keputusan dengan Kondisi Pasti (Certainty Decision), dan
2.     Tipe Keputusan Berisiko dan Tidak Pasti (Under Risk and Uncertainty)

 Tipe Keputusan yang Terprogram (Programmed Decision)
            Keputusan yang terprogram adalah keputusan yang terstruktur dengan baik dan sifatnya berulang-ulang berdasarkan kebiasaan, aturan main atau prosedur baku. Karena permasalahan seperti ini sering muncul dalam organisasi maka prosedur baku sangat diperlukan. Sekarang ini terjadi perkembangan pesat dalam keputusan yang terprogram sebagai akibat penggunaan computer yang mendasari system informasi dan teknik matematika yang disebut penelitian operasional (operation research).
            Model matematis yang ditopang program komputer dapat digunakan untuk mendeskripsi dunia nyata atau masalah yang dihadapi dan dapat ditelusuri pengambilan keputusannya.
            Analisa hirarkhi proses (AHP) salah satu contoh model keputusan yang terprogram yang mendapat banyak perhatian, untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan penentuan prioritas dan alokasi sumber daya atau pemilihan alternative proyek-proyek lainnya.

 Tipe Keputusan Tidak Terprogram (Unprogrammed Decision)
            Tipe keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang unik atau di luar kebiasaan. Jika muncul masalah yang tidak mampu diliput oleh kebijakan-kebijakan atau mungkin sangat memerlukan perlakuan khusus, maka permasalahan tersebut harus ditangani atau diselesaikan dengan tipe keputusan yang tidak terprogram. Misalnya masalah perluasan usaha perusahaan dan pelemparan produk baru ke pasaran (new product), peraturan atau kebijakan baru dari pemerintah (regulasi dan deregulasi), biasanya sangat sulit dideteksi atau deprogram, sebab terlalu banyak factor yang terlibat dan mempengaruhi perilaku factor tersebut.
Keadaan seperti ini, seorang pengambil keputusan harus mampu memberikan pertimbangan-pertimbangan (judgement), intuiasi (intuition), dan kreativitas (Creativity) di dalam pendekatan heuristics (Tannembaum, 1968).
            Pertimbangan dan intuisi umumnya muncul dari sejumlah pengalaman seseorang. Keduanya merupakan pengetahuan manajerial dan bakat yang disebut sebagai “kearifan yang tersaring” (disilled wisdom).
            Pengambilan keputusan kreatif terjadi bila lingkungan yang dinamis banyak mendatangkan masalah-masalah yang tidak terstruktur bagi organisasi, sehingga kreativitas sangat bernilai di dalam keputusan yang tidak terprogram. Konsep ini yang mendasari kemunculan ide-ide yang asli dan murni, karena konsep ini melibatkan cara yang unik dalam memandang sebuah permasalahan atau alternatif pemecahan.
Kreativitas dilihat dari segi perseorangan, atau individu dan organisasi.
      Kreativitas Perorangan; pertanyaan selalu muncul yaitu apa yang membuat seseorang kreatif?. Jawaban pertanyaan ini sebagian besar diarahkan kepada sejumlah karakteristik umum yang biasanya dimiliki oleh seseorang (Kelly, 1965). Karakteristik seseorang yaitu ketidaktergantungan kepada orang lain adalah orang-orang cerdas; memiliki keinginan yang tinggi, wawasannya terbuka dan objektif, memiliki aspirasi yang tinggi, serta secara relatif memiliki pengendalian diri.
      Kreativitas Organisasi; dimana iklim dan struktur organisasi mempengaruhi perkembangan seseorang melihat kreasi. Faktor pengawasan atau supervise mempengaruhi peningkatan kreativitas, bila supervise memiliki kepekaan terhadap perbedaan-perbedaan di antara bawahan (Gordon dan Morse, 1968). Oleh karena itu, salah satu tugas seorang pengawas adalah menciptakan iklim organisasi yang dapat membangkitkan ide-ide baru. Simon membedakan tipe keputusan dan teknik pengambilan keputusan, yaitu tradisional dan modern (Stoner, 1992).


Sumber:

Keputusan Dalam Manajemen Operasional


            Manajemen operasional merupakan persoalan yang menyangkut pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan kegiatan operasional di dalam merubah dan menciptakan barang dan jasa yang mempunyai kegunaan lebih daripada bentuk semula, serta untuk mencapai tujuan organisasi.
            Ada empat macam pengambilan keputusan yang sering dihadapi dalam manajemen operasional.
·        Peristiwa yang Pasti (Certainty)
·        Peristiwa Tidak Pasti (Uncertainty)
·        Peristiwa dengan Risiko (Under Risk)
·        Peristiwa Akibat Konflik Antarlembaga (Institusional Conflict)                             
Data yang diolah menjadi informasi merupakan unsur terpenting sebagai masukan di dalam sistem pengambilan keputusan, selanjutnya disalurkan melalaui prosedur untuk dilakukan peramalan. Hasil dari peramalan yang di peroleh akan merupakan kumpulan alternatif kemungkinan yang biasa saja terjadi. Setiap alternatif akan diukur berdasarkan criteria nilai, untuk diklarifikasikan pada tingkat alternatif, mulai dari peristiwa yang dapat di duga (certainty), berisiko sampai peristiwa yang tidak dapat di duga (high level of uncertainty). Pada akhir proses pengambilan keputusan, melalui criteria keputusan yang sudah dapat di ukur nilai (values) berdasarkan alternatif-alternatif pilihan akan dapat diambil keputusan dari alternatif terbaik (the best of alternative).



Sumber:


Permasalah dan Peluang dalam Rantai Pasoka yang Terintegrasi

Tiga pemasalah merumitkan pengembangan rantai pasokan yang efisien da terintegrasi yaitu optimasi lokal, intensif, dan lot besar (Hezer and Render, 2005:15)
·         Optimasi Lokal
Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan keuntungan lokal atau meminimalkan biaya langsung berdasarkan pada pengetahuan mereka yang terbatas. Sedikit kenaikan atau penuruna permintaan iasanya diatasi secara berlebihan, karena tidak ada seorang pun yang ingin memiliki persediaan yang mengalami kekosongan stok atau berlebihan.
·         Insentif (Insentif Penjualan, Potogan karena Kuantitas, dan Promosi)
Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk penjualan yang belum terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang mahal bagi semua anggota rantai.
·         Lot Besar
Sering terjadi penyimpangan dalam lot besar sebab hal ini cenderung mengurangi biaya per unit. Manajer logistik inginmengirimkan lot besar, terutama dengan truk yang penuh dengan muatan, dan manajer produksi menginginkan produksi berjalan jangka panjang. kedua hal ini menurunkan biaya per unit, namun gagal menunjukkan penjualan yang nyata.
Terdapat beberapa peluang dalam rantai pasokan yang terintegrasi. Peluang untuk manajemen yang efektif dalam rantai pasokan meliputi 10 hal berikut (Heizer and Render, 2005:16-19)
1.    Data “Pull” yang Akurat
Data pull yaitu data penjualan yang menganjurkan transaksi untuk “menarik” produk melalui rantai pasokan.
2.    Pengurangan Ukuran Lot
Kurangi ukuran lot dengan manajemen yang agresif. Hal ini meliputi (1) membuat pengiriman yang ekonomis, yang kurang dari lot muatan truk; (2) menyediakan potongan harga berdasarkan pada volume tahunan total, bukannya pada ukuran pengiriman individu; dan (3) mengurangi ongkos pemesanan melalui teknik tertentu seperti pesanan tetap dan berbagai bentuk pembelian elektronik.
3.    Kontrol Satu Tahap Pengisian Kembali
Menunjuk satu anggota dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur persediaan dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur persediaan dalam rantai pasokan berdasarkan “pull’ dari pelanggan.
4.    Persediaan yang Dikelola Vendor
Penggunaan pemasok lokal untuk menjaga persediaan bagi produsen untuk menjaga persediaan bagi produsen atau pedagang eceran.
5.    Penangguhan
Menunda modifikasi atau penyesuaian apa pun pada produk selama mungkin dalam proses produksi.
6.    Perakitan Saluran
Menangguhkan perakitan akhir sebuah produk sehingga saluran distribusi dapat merakitnya. Dengan strategi ini, persediaan barang jadi dikurangi karena dibuat untuk peramalan yang lebih singkat dan akurat.
7.    Drop Shipping dan Pengemasan Khusus
Pengiriman langsung dari pemasok ke konsumen, dan bukan dari penjual, yang menghemat waktu dan biaya pengiriman ulang.
8.    Blanked Order
Sebuah komitmen kesanggupan pembelian jangka panjang bagi suatu pemasok untuk barang yang akan dikirim berdasarkan dokumen pelepasan jangka pendek.
9.    Standarisasi
Mengurangi banyaknya variasi dalam komponen dan material untuk membantu mengurangi biaya.
10. Pemesanan Elektronik dan Pemindahan Dana
Pemesanan elektronik dan pemindahan dana mengurangi transaksi dengan menggunkan kertas. Departemen pembelian dapat mengurangi banyaknya pekerjaan ini denganmenggunakan pemesanan secara elektronik untuk membayar unit yang diterima. Pemesana elektronik tidak hanya dapat mengurangi pekerjaan administrasi, tetapi juga mempercepat siklus pembelian tradisonal yang panjang.



Sumber: